Minggu, 13 November 2011

Bengkulu Utara

Sejarah

Kabupaten Bengkulu Utara dibentuk berdasarkan Undang– Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah propinsi Sumatera Selatan (lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091). Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1976 Tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkulu Utara (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3091).
Sebelum Kedatangan bangsa asing ke Bengkulu ± abad ke-14, di Bengkulu sudah berdiri Kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Sungai Serut yang diganti dengan Kerajaan Sungai Lemau Di Sungai Hitam, Kerajaan Balai Buntar Di Pondok Kelapa dengan beberapa bagiannya seperti Kerajaan Bagian Parit Lawang Seketeng Di Dusun Raja, Lais.
Begitu juga di Lebong, berdiri kerajaan Pat Petulai. Dan di daerah lainnya, seperti di Selatan dan Muko-Muko. Baik kerajaan sungai lemau, kerajaan Balai Buntar, dan kerajaan Pat Petulai mayoritas penduduknya adalah suku Rejang.

Geografis

Dalam tinjauan geografis terletak pada 2015 – 4o LS dan 1020 32 -1020 8 BT dengan luas wilayah 5.548,54 KM2 (setelah pemekaran kabupaten Bengkulu Tengah)berpenduduk 70.977 jiwa terbagi menjadi 14 kecamatan, 306 desa diantaranya terdapat 40 desa pesisir pantai dan 9 pulau kecil terluar.
Garis pantai yang dimiliki Kabupaten Bengkulu Utara cukup panjang yaitu 262,63 KM, mempunyai potensi sumber daya pesisir, pantai dan laut baik hayati maupun non hayati yang cukup besar dan masih memberikan peluang untuk dapat dikembangkan dan dikelola sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah.
Kondisi geografisnya sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian dibawah 150 m dpl terdapat dibagian barat membujur searah pantai dari selatan ke utara, sedangkan dibagian timur topografinya berbukit - bukit dengan ketinggian 541 m dpl.
Kabupaten Bengkulu Utara, berbatasan dengan :

Potensi Unggulan Daerah

Perkebunan

Perkebunan kelapa Sawit, merupakan areal perkebunan yang sangat luas di Kabupaten Bengkulu Utara dan sangat diminati oleh para Investor dan Masyarakat. Pola pembinaan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Utara yang menjadikan kemitraan sebagai basis utamanya adalah:
  • Pola PIR (perkebunan inti rakyat), dikenal dengan adanya plasma (milik masyarakat) dan inti (milik perusahaan).
  • Pola PBS (perkebunan besar swasta), dilakukan oleh PBSN mapun PMA.
  • Pola UPT (unit pelaksana teknis), dimana akan dilakukan pembinaan secara menyeluruh hingga kelembagaan petani.
  • Pola Parsial/Swadaya.

Karena selain harganya yang tinggi dan stabil, juga kelapa sawit merupakan bahan baku beberapa industri besar, juga sebagi bahan baku BBM alternatif (Bio Diesel). Sebelum pemekaran daerah Mukomuko dan Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara adalah penghasil kelapa swait buah tanda segar dan CPO di Provinsi Bengkulu, karena memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit terbanyak. Sekarang setelah pemekaran, pabrik pengolah kelapa sawit hanya ada 4 (empat) yaitu ; 1). PT. Agricinal, 2). PT. Puding Mas, 3). PT. Alno dan 4). PT. Sandabi.
Sedangkan Karet, merupakan unggulan kedua yang diminati oleh para investor dan masyarakat. Di Kabupaten Bengkulu Utara hanya ada satu pabrik pengolahan Karet, yaitu PT. Pamorganda di Kecamatan Putri Hijau.

Perikanan

Kabupaten Bengkulu Utara mempunyai wilayah laut dengan panjang pantai 262,63 Km, 40 Desa berpesisir dan 2.436 orang nelayan dengan potensi perikanan laut lebih kurang + 13.060,30 ton dan mempunyai satu pulau besar dan beberapa pulau kecil dengan sumberdaya alam hayati yang dapat diperbaruhi (renewable resources) seperti ; ikan, udang, moluska, kepiting, rumput laut, hutan mangrove, karang, padang lamun, penyu dan biota lainnya. Kesemuanya ini bila dikelola dengan baik dapat dijadikan andalan Kabupaten Bengkulu Utara untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan ekonomi guna meningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi masyarakat pesisir terutama nelayan.
Besarnya potensi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil yang belum tergali disebabkan belum memadai sarana dan prasarana penangkapan ikan. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah menetapkan 4 (empat) kawasan pengembangan perikanan laut, yaitu :
Dermaga PPI Muara Sungai Ketahun, Bengkulu Utara, sore hari banyak dimanfaatkan oleh para wisatawan dan pemancing
Kawasan Pertama adalah Desa pasar sebelat yang merupakan pusat pengembangan ekonomi Wilayah Pesisir Paling utara. Disini telah dibangun perumahan nelayan, TPI, Balai nelayan, alat tangkap ikan (perahu atau motor tempel), pondok wisata , jalan produksi masuk ke TPI, rumah pengasapan ikan dan penataan pinggir pantai. Seluruh sarana dan prasarana tersebut berada dalam 1 komplek.
Selanjutnya kawasan kedua, Desa pasar ketahun kecamatan Ketahun berada di areal Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Kawasan ini akan dijadikan pusat pengembangan ekonomi wilayah pesisir bagian tengah, yang kebetulan berdekatan dengan lokasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lais, Giri Mulya dan Ketahun (LAGITA). Pada kawasan ini telah dibangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dengan berbagai prasarananya. Meliputi Kantor PPI, TPI, Pabrik Es, Rumah Nelayan, gedung Pos pengawas, Pom Bensin Mini dan armada kapal motor.
Di kawasan ketiga, Di Desa Pasar Palik Kecamatan Air Napal. Kawasan ini akan dijadikan pusat pengembangan ekonomi wilayah pesisir bagian paling selatan dan aktivitas nelayannya saat ini paling banyak dan potensil dibanding kawasan lainnya. Pada kawasan ini telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan akan dibangun gedung Pos pengawas dan bronjong pengamanan daratan dari abrasi sungai . Tersedia armada penangkapan (kapal motor ukuran 5 sampai 10 GT). Kawasan ini telah ditetapkan sebagai sentra minapolitan perikanan tangkap.
Kemudian kawasan ke empat, berada di Desa Kahyapu Kecamatan Enggano. Kawasan ini dijadikan pusat pengembangan ekonomi wilayah pesisir kepulauan. Pada kawasan ini telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es mini, dan akan dibangun gedung Pos pengawas. Tersedia armada penangkapan (kapal motor ukuran 5 ).
Selain potensial di bidang perikanan tangkap (laut), Kabupaten Bengkulu Utara juga terkenal sebagai pengahsil perikanan air tawar terbesar di Provinsi Bengkulu. 40 % total produksi ikan air tawar provinsi Bengkulu adalah dari Bengkulu Utara. Sentra perikanan air tawar di Bengkulu Utara adalah di Kecamatan Padang Jaya dan telah ditetapkan sebagi Mina Politan perikanan air tawar.
Usaha budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Bengkulu Utara didukung oleh Balai Benih Ikan (BBI) lokal, Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) di Marga Sakti dan Kolam Air Deras (KAD) Pagar Ruyung.Jumlah BBI dan Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) dan Kolam Air Deras (KAD) di Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai berikut :
No. Nama BBI Lokasi Luas areal (Ha) Tahun Pembangunan
1. BBI Lubuk Durian Lubuk Durian, Kec. Kerkap 1,0 1957
2. BBI Kemumu Talang Congok, Kec. Arga Makmur 0,5 1968
3. BBI Arga Makmur Gn. Alam, Kec. Arga Makmur 1,0 1976
4. BBI Marga Sakti I Kec. Padang Jaya 0,8 1977
5. BBI Marga Sakti II Kec. Padang Jaya 1,0 1986
6. BBI Marga Sakti III Kec. Padang Jaya 0,5 1986
7. BPBAT Kec. Padang Jaya 8,0 1995
8. BBI Sebelat Kota Bani, Kec. Putri Hijau 0,2 1985
9. BBI Pagar Mas Kuro Tidur, Kec. Arga Makmur 3,5 2004

Pertambangan

Pertambangan yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara diantaranya adalah batu bara. Produksi batu bara pada tahun 2004 mencapai 205.541,56 ton. Kabupaten Bengkulu Utara adalah merupakan daerah penghasil batu bara terbesar di Provinsi Bengkulu. Beberapa perusahaan Tambang Batu Bara yang masih melakukan eksploitasi di Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai berikut :
  • PT. Rekasindo Guriang, Lokasi Penambangan di Kecamatan Putri Hijau. Perusahaan ini juga mempunyai pelabuhan Khusus batu bara yang berlokasi di Pasar Sebelat, Kecamatan Putri Hijau.
  • PT. PT. Injatama, lokasi penambangan di Desa Tanjung Dalam dan sekitarnya Kecamatan Napal Putih. Perusahaan ini juga mempunyai pelabuhan khusus batu bara di Desa Pasar Ketahun, Kecamatan Ketahun.
  • PT. Bara Adhipratama, lokasi penambangan di Desa Bukit Harapan dan sekitarnya, Kecamatan Napal Putih.
Untuk jenis tambang Emas dan Perak produksi sampai bulan April 1995, dan setelah bulan itu perusahan pertambangan tidak lagi berproduksi. Lokasi penambangan tersebut berlokasi di Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih. Setelah ditinggal Oleh Perusahaan CV. Firman Ketahun, selanjutnya dikelola oleh masyarakat secara tradisional. Aset peninggalan perusahaan penambangan yang berupa jalan lori, masih ada dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alat transportasi menuju ke Desa tersebut (Lebong Tandai).

Pariwisata

Air Terjun di Wisata Palak Siring
Bengkulu Utara memiliki banyak tempat wisata alam dan budaya, diantaranya Tapak Balai di Palik, Batu Layang, Pantai Kota Agung, Pantai Urai, Pantai Putri Hijau, Makam Panglima Ratu Samban, Sawah Kemumu dan Palak Siring yang merupakan salah satu habitat bunga Rafflesia.
Objek wisata lainnya yang tak kalah menarik adalah Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat di Putri Hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar